Prabu Watugunung sangat sakti. Pada suatu saat Dia bertapa kemudian mendapatkan kesakstian ini . Aji asmorogomo. Asmoro itu cinta gomo itu dari kata senggama. Artinya memiliki kekuatan cinta yang luar biasa, istrinya 802.
Beliau memiliki anak 27 yang namanya sangat terkenal seperti berikut ini:
Wukir, Kurantil, Tolu, Gumbreg, Warigalit, Wariagung, Julung-Wangi, Sungsang, Galungan, Kuningan, Langkir, Manda-Siya, Julung-Pujut, Pahang, Kuru-Welut, Marakeh, Tambir, Mandangkungan, Maktal, Puye, Menahil, Prang-Bakat, Baal, Wugu, Wayang, Kulawu, Dukut. Semua keturunan dari Dewi Sinta.
Nama nama itu akhirnya menjadi nama wuku dalam hitungan Jawa. Kalau orang mau mendirikan rumah, punya hajat mantu atau lainya diperhitungkan.
Dalam hitungan modern seperti ilmu perbintangan yang dipercaya memiliki keberuntungan pada saat hari yang tepat.
Cerita diatas ada dalam cerita pewayangan yang hanya dalag dalamg tertentu yang bisa membawakan dengan baik.
Dalang yang biasanya membawakan cerita itu adalah Ki Purbo Asmoro. Dalang kondang yang juga seorang dosen sekolah pedalangan.
Hasil karyanya banyak diteliti oleh para ilmuwan yang menekuni dunia pewayangan. Saya sendiri hanyalah orang yang suka wayang sebab disana juga ada tuntunan yang mengarahkan pada seseorang untuk berbuat baik.
Ketika masih kecil saya suka bermain wayang, bahkan membuat wayang sendiri karena ketidak mampuan membeli tokoh wayang yang yang saya inginkan.
Membuat wayang sendiri bisa meningkatkan kreativitas dan imajinasi kita sehingga merangsang kecerdasan berfikir kita.
Generasi milineal biasanya tidak suka wayang karena banyaknya budaya asing yang masuk ke Indonesia. Sementara banyak orang asing yang belajar budaya kita. Bagaimana ini. Yah tugas kita bersama untuk memberikan motivasi pada Generasi milineal untuk mencintaimu budaya negeri.
Magetan 10 Agustus 2021
terima kasih, kami menjadi suka wayang, budaya bangsa Indonesia
BalasHapusTerima kasih Omjay
HapusTerimakasih bapak telah berbagi pengetahuan
BalasHapusTerima kasih Intan
BalasHapusKalau cerita wayang ditulis dalam bentuk buku dengan kemasan menarik mungkin bisa membuat generasi milenial tertarik mempelajarinya. Sayang kalau sampai budaya kita dilupakan oleh bangsa sendiri.
BalasHapusIyaa sebenarnya seperti itu bu
BalasHapusMembaca sekilas cerita bapak menarik juga.
BalasHapusTerima kasih Fitra
BalasHapus