Menurut Kang Woto, panggilan akrab beliau kita harus cakap dalam literasi digital. Konten yang kita tulis di fb atau medsos lain itu sifatnya abadi sampai hari Qiamat. Sehingga kalau seseorang menulis tentang orang lain, sedangkan tulisan itu berupa tuduhan yang tidak benar, maka hal itu berarti suatu tindakan kejam.
Saya sendiri mengalami hal itu , ditulis dengan berita yang tidak benar, berita ini bisa dibaca orang sampai hari Qiyamat. Saya tidak protes, atau mengingatkan. Karena kalau diingatkan nanti tambah ramai, ya biarkan saja. Itu perbuatan dosa jariah sampai hari Qiyamat.
Karena itu Pak Bupati menyampaikan kalau akan menguploud foto, atau tulisan harus berfikir sejuta kali. Karena di dunia maya itu sifatnya abadi.
Buatlah konten yang baik, yang memberi manfaat pada orang lain, jangan berdiri diatas penderitaan orang lain , apalagi menari-nari diatas penderitaan orang lain.
Di era digital nanti banyak profesi yang sekarang ada , mungkin 10 tahun lagi tidak ada. Oleh karena itu satu pertanyaan yang biasanya kita tanyakan pada anak-anak , besok kalau sudah besar ingin jadi apa? Pertanyaan ini kita rubah menjadi , "besok kalau sudah besar mau buat apa?"
Saya pernah mengajukan pertanyaan ini pada murid murid saya. Jawabnya ternyata mencengangkan.
Anak pertama menjawab, "saya ingin punya sekolahan". Berarti dia akan menggaji guru, Dia membangun sekolah, Dia yang punya sekolahan. Berarti juga menyerap lapangan kerja yang banyak.
Anak kedua saya ingin membangun rumah sakit, agar ibuk saya kalau sakit tidak usah bayar, dan orang-orang yang tidak mampu tidak usah bayar. Ini juga cita-cita besar, yang nanti menciptakan lapangan pekerjaan yang luas.
Anak ke tiga menjawab "saya ingin membangun Bandara." Luar biasa lagi, mungkin Dia pernah naik pesawat, dan melihat betapa megahnya Bandara.
Tidak hanya 3 anak itu yang saya tanya, tapi seluruh kelas saya tanya , semua anak-anak Jawabnya luar biasa, semoga mereka bisa mencapai cita-citanya.
Apa yang disampaikan anak-anak ini jangan dinentahkan, jangan dicemooh, jangan dihina, tetapi ikut merawat dan mengantarkan ke depan pintu cita-cita itu.
Kalau kita cemooh namanya membunuh karakter siswa. Ada di kelas itu anak yang tidak berani bertanya pada gurunya. Ini disebabkan karena semangat bertanya nya sudah dibunuh oleh gurunya atau oleh orang tuanya sendiri.
Karena itu ketika anak masih kecil, dia suka bertanya, maka kita dengarkan baik-baik, dan kita jawab dengan baik. Penting atau tidak penting bagi kita, akan tetapi itu penting bagi anak.
Demikian semoga kita semua bisa memfasilitasi dan mengantarkan cita-cita anak-anak kita untuk membuat sesuatu yang dibutuhkan pada kehidupan di jamannya.
Magetan, 3 Juni 2021
Alhamdulillah
BalasHapusAamiin. Semoga kita bisa mengantarkan anaka anak kita mewujudkan cita citanya
BalasHapusTerima kasih Omjay yang baik hati. Aamiin ya Robbal alamiin
Hapus