"Mas ayo kita makan di luar", sapa istri saya menghampiri ketika saya sedang asyik menulis.
"Lha kenapa?" Tanyaku kepo.
"Saya benar-benar kehabisan ide untuk memasak". Argumentasinya sambil membenarkan posisi jilbabnya yang sebenarny sudah rapi.
"Saya tadi membaca artikelmu, katanya kalau kehabisan ide suruh pergi ke luar kota bersama orang-orang yang disayangi dan yang dicintai." Lanjut dia.
"Iya deh, " wah ini senjata makan tuan, gumamku dalam hati sambil senyum senyum. Sebenarnya apa yang saya tuliskan itu untuk seorang penulis, bukan seorang ibu yang kehabisan ide memasak.
Tidak lama kemudian kami sudah siap bertiga di mobil Phanter lawas keluaran pabrik tahun 2002 itu. Biarlah lawas, yang penting tidak macet, setia mengantarkan kami kemanapun kami pergi dengan selamat.
Hari ini hanya bertiga, saya, nyonya dan si kecil, Hindun mamanya. Karena anak saya yang pertama pergi ke Trenggalek untuk menyiapkan pernikahannya. Rencananya nanti tepat bersamaan dengan hari jadi Kabupaten Magetan yang ke 345, yaitu taggal 12 Oktober 2020, akan dilangsungkan pernikahan dengan gadis pilihannya, Intan namanya.
"Jlalah kersaning Ngalah" , juga bersamaan dengan HUT sekolahku dimana aku bertugas, SMP N 1 Takeran. Ya Allah punya gawe kok ya bersamaan. Ya, tidak apa-apa malah bisa jadi "pengeling eling"(pengingat) bahwa pernikahanya bersamaan dengan HUT Kabupaten Magetan yang ke 345. "Jlalah" lagi angkanya kok ya runtut 345. Semoga pernikahnya "tansah atut runtut reruntungan wiwit alam donya nganti tekan delahan".(selalu hidup rukun, bersatu padu, mulai dunia hingga akherat ).
"Sudah, silahkan kamu pingin makan apa", sapaku pada si kecil.
"Gurami bi, sama cha kangkung, sama urapan", jawabnya sambil memegang pulpen dan daftar pesanan.
" Iya, tulis saja , dan serahkan pada mbak e itu", Telunjuk saya menuding pada wanita muda yang berdiri disebelah sana.
"Minumnya apa bi?
"Aq suka jus alpokat, tapi gak pake es."
"Aku suka jeruk hangat saja, kamu suka apa?" Sambung Ibunya, sambil jemari tanganya utak utik di telfon genggamnya.
"Aku juga jeruk hangat saja." Jawab sikecil sambil menuliskan daftar pesanan.
Tak lama kemudian pesanan minumanya sudah diantar, bersamaan dengan para seniman muda menghibur kami dengan lagu yang aq tak tahu judulnya.
Biasanya yang seperti ini tidak ada, tapi karena covid-19 , akhirnya para seniman tidak bisa manggung ditempat hajatan, lantas ngamen dimana saja yang bisa dilakukan.
Satu lagu berakhir, pesanan makanan lengkap sudah dihidangkan dimeja, kami menikmati sajian ini sebagai variasi di akhir pekan kami.
Sambil makan aku berpesan pada si kecil, "besuk kamu kalau kuliah di mana saja, kamu harus bisa hidup mandiri, jadilah pribadi yang mandiri, disiplin, jujur dan bertanggung jawab. Abi hanya bisa memantau kamu dari jauh", terang saya sambil menerawang jauh, seoalah olah ditinggal merantau di negeri jauh oleh anak gadis yang saya sayangi, untuk menimba ilmu.
"Bunda Titik, bu Bupati itu berharap pada anak muda Magetan bisa menjadi "citizen of the World". Jadi warga dunia. Tidak hanya menjadi warga negara Indonesia, tetapi warga dunia yang baik. Artinya dimana saja kamu berada, kamu bisa hidup bersama. Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung", lanjut saya.
"Iya bi, insyaAllah ", jawab dia singkat.
Tak terasa apa yang di depan kami sudah tinggal tulang belulang, pertanda kami sudah kenyang, saatnya harus pulang.
Demikian, cerita diatas adalah contoh nyata apa yang bisa dilakukan penulis saat kehabisan ide. Untuk seorang penulis tak akan kehabisan ide, ide seorang penulis hebat, seperti air sumur zam- zam yang tak akann pernah kehabisan sumber airnya. Walaupun orang seluruh penjuru dunia datang mengambil dan meminumnya.
Magetan, 12 September 2020.
Kayaknya guramenya enak Hehehe
BalasHapusKehabisan Ide dalam Menulis.
BalasHapusKehabisan ide seringkali menurunkan semangat untuk menulis. Begitulah seorang sahabat guru menuliskan.
Bagi saya apa yang dirasakannya benar sekali. Sebab saya juga merasakannya ketika saya mulai kehabisan ide dalam menulis.
Rasanya malas banget untuk menulis. Apalagi seabrek kegiatan ada di depan mata. Belum lagi ditambah dengan masalah anak yang sakit.
Seperti malam ini. Harus antar anak bungsu ke Dokter umum. Sebagai ayah siaga, saya harus siap antar jaga.
Mata Berlian sakit katanya. Jadi kami bawalah ke klinik 24 jam. Alhamdulillah dokternya ada dan dikasih obat mata.
Pulang dari dokter klinik 24 jam, istri minta langsung ke GS supermarket untuk belanja persediaan menghadapi PSBB. Jadilah saya ternak teri hari ini. Anter anak, antar istri, hihihi.
Ide menulis sudah habis. Tapi masih juga bisa menulis. Tak tega melihat anak menangis. Dari hidungnya yang kembang kempis.
Di dalam mobil saya menulis. Tidak ikut masuk ke Supermarket yang parkirnya gratis. Biarlah anak istri saja yang belanja makanan higenis.
Setiap kehabisan ide dalam menulis. Jalan jalan adalah obatnya. Setiap kegiatan bisa dituliskan tanpa beban. Sebab menulis sudah menjadi sebuah kebutuhan.
Blog walking adalah salah satu cara saya lainnya agar tak kehabisan ide dalam menulis. Banyak blog saya kunjungi hari ini. Mulai dari blog siswa sampai guru. Banyak kisah bisa diceritakan.
Seperti blog pak Suparno yang menulis cerita kehilangan ide dalam menulis. Beliau akhirnya banyak membaca buku. Dari situlah akhirnya ide menulis muncul.
Begitu juga membaca blog siswa. Mereka menulis tentang algoritma dan videonya. Sangat menarik untuk dibaca. Buat mereka yang mau belajar program tingkat dasar.
Dimana saja kita bisa menulis. Ide banyak datang di depan mata. Ini hanya masalah kebiasaan saja. Sebab tidak dibutuhkan otak untuk bisa menulis. Anda hanya perlu duduk sebentar dan memainkan jari jemari atau kedua jempol anda untuk menulis di ponsel pintar anda.
Salam blogger persahabatan
Omjay
Guru Blogger Indonesia
Blog http://wijayalabs.com
terima kasih Omjay, gara gara menulis kehabisan ide malah bisa menylis tiga judul sekaligus
HapusWah....senjata makan Tuan deh...tapi baguslah...istri yg cerdik itu memanfaatka situasi dlm kehabisan ide ternyata ide beda tp sama-2 HABIS yg 1. Habis ide utk menulus sesuatu obyek
BalasHapus2. Habis ide utk membuat menu makanan. Ok sahabat senang sekali sy mendengar cerita keluarga ini...
Tetap rukun sehat dan dlm RahmatNya. Alah senantiasa memuliakan HambaNya...good luck.
iya mbak niken, gara gara kehabisan ide malah bisa menylis 3 judul sekaligus, hehehe
HapusSuatu saat aku jalan jalan pagi sampai di pasar penampungan Magetan. Di situ hiruk pikuk suara para pedangang,jual beli sayur mayur. Pasar itu memang khusus dagangan sayur mayur hasil bumi pertiwi Magetan.
BalasHapusDengan di gendongannya yang sangat berat, seorang kuli gendong terlpeleset dan jatuh dengan posisi terbungkuk, seisi sayur dalam karung menimpanya
"Ee hallah mbok... " Ku hampiri secepatnya, simbok kuli gendong itu, karena tepat selangkah dari aku berada
Sekilas menulis ikutan klo kehabisan ide. Pak No, benar apa yg kita lihat pasti menjadi ide, seorang penulis,
Salam kreatif dari Pak De Nata..
iya pak De, tingkatkan menuis, itu menulis apa yang dilihat terus menulis apa yang dialami, apa yang dirasakan, apa yang diimpikan, terus menukia fiksi
BalasHapusWahhh kehabisan ide malah memunculkan ide ya Pal
BalasHapusiyya bu Is, kalau kehabisan ide senjatanya seperti itu.
BalasHapusKehabisan ide menjadi sumber inspirasi....mantul bapakku iki....
BalasHapusnang ndi wae to nduk kok ranate muncul
BalasHapus