"Sikap terbaik adalah sikap yang bijak. Ya, menyalahkan itu tidak akan menyelesaikan persoalan. Sebaliknya justru membuat keadaan semakin carut-marut. Aspek yang lebih penting adalah memberikan kontribusi, sekecil apa pun, dan dalam bentuk apa pun."
Statmen diatas saya kutip dari tulisan Dr. Ngainun Naim yang berjudul KKN, Kesehatan dan kreativitas.
Saya terus terang hari hari berfikir apa yang bisa saya lakukan yang bisa memberikan kontribusi terhadap membaiknya pandemi covid-19.
Dimulai dari diri sendiri, keluarga, instansi dimana saya bekerja. Walaupun hanya sedikit, walaupun kecil itu lebih baik.
Dari keluarga saya mulai dari kebersihan rumah, saya awali dengan mengecat rumah, mencuci tirai, korden. Akhirnya timbul semangat baru dalam menghadapi pandemi seperti ini.
Berapa hari yang lalu, adik saya menunggui istrinya di rumah sakit yang divonis covid. Dia mengawasi dari luar, karena instrinya tidak mau ditinggal sendiri di rumah sakit.
Saya tidak bisa menjenguknya di rumah sakit, hanya sesekali menjenguk Bima anaknya yang kecil tinggal seorang diri di rumah.
Betul betul perjuangan melawan maut. Yah... alhamdulillah Allah menakdirkan sembuh.
Adiknya istri saya sendiri sekeluarga juga flu saya juga tidak bisa menjenguk, semua isolasi mandiri.
Teman teman kantornya 2 minggu yang lalu juga banyak yang terpapar, alhamdulillah sembuh semua. Kejadian Kejadian itu membuat Dia cemas, akhirnya asam lambungnya naik. Rasanya mual , mau muntah tidak bisa.
"Mas nanti antar saya ke dokter ya ," suaranya memelas mendekati saya.
"Ya nanti saya antar. Sudah tenang saja nanti pasti sembuh."
Saya optimis saja karena saya pernah dengar taujiah pak Ustad bahwa Allah itu sesuai persangkaan hambanya. Jadi jangan sampai kita bersangka yang buruk-buruk.
Kita akan sehat, kita akan diberikan rezeki yang banyak, kita akan di tolong kita akan disayangi, kita akan diberikan hidayah, kita besuk di akhirat akan dimasukkan ke surga.
Dan lain lain intinya mindset kita selalu positif dan prasangka yang baik kepada Allah.
Yang penting kita juga harus menyesuaikan diri, kalau bahasanya Bunda Titik Sudarti, M.Pd, kita "memantaskan diri" sebagai pribadi yang pantas apa-apa ditolong Allah.
Di instansi saya bertugas, saya berbenah sekolah dengan mengatasi kebocoran genting dan plavon senyampang hujan reda. Di sekolah banyak kebocoran itu karena banyak talang yang rusak.
Di sekolah ini saya menemukan ilmu. Bahwa kalau membangun sekolah jangan memasang banyak talang , karena 5 sd 10 tahun pasti bocor. Di rumah juga begitu jangan membangun dengan banyak talang nanti kalau sudah tua tidak bisa memperbaiki.
Pengecekan kebocoran penting sekali, agar sekolah tampak indah tidak rusak plavonya.
Semiga pandemi segera berlalu sehingga kita bisa lebih produktif menghasilkan karya yang berguna.
Magetan, 12 Agustus 2021
Tidak ada komentar:
Posting Komentar