Saya mengurungkan niatku untuk memetik pepaya itu, karena ini rezeki burung yang pandai berkicau itu. Kicauan burung itu adalah suara tasbihnya. Saya yakin tasbih saya dengan burung itu kalah, Dia terus menerus tak henti hentinya. Tapi aku ?
Untuk itu aku menanam pepaya itu. Kalau dahulu menanam pepaya saya niatkan untuk memenuhi kebutuhan vitamin keluarga, sekarang saya niatkan untuk juga sedekah untuk burung burung dan makluk lain yang suka buah.
Ada 10 buah pepaya di sekitar rumahku, tapi yang sudah berbuah ada 4 batang. Alhamdulillah buahnya manis, semanus yang menanam hene...
Untuk sahabatku semua ini pesan khusus untuk kalian. Jangan tembaki burung burung itu agar tidak punah , agar kelak anak cucu kita bisa melihat mereka, bisa mendengar kicauan indahnya , bisa melihat kelepar kebasan sayapnya .
Dengan makan daging burung tidak menambah gemuk badan kita , dengan tidak makan daging burung itu badan kita tidak bertambah kurus, untuk itu hentikan menembaki mereka. Agar mereka bisa bertasbih memecah kesunyian pagi.
Saya tidak memelihara burung apapun, tapi burung burung itu selalu datang ke rumahku mungkin menyapa memberikan suara. Bahagia rasanya melihat keceriaan merek yang melompat dari dahan ke ranting dan sesekali hingga di pucuk daun.
Ada dua jenis burung yang setia datang. Burung ketilang dan burung perkutut. Suaranya bagus membelah keheningan pagi pukul 06.00. Memecah kebisuan pandemi.
Saya harap mereka berdoa , mendoakan manusia agar corona segera sirna. Agar saudaraku bisa berkarya, kerja keras untuk memenuhi kebutuhannya. Belajar keras untuk meninggikan ilmunya, untuk meluaskan wawasannya.
Selamat bekerja, entah dimana posisinya yang penting berusaha , Tuhan yang berkuasa menentukan hasilnya.
Tapi kita yakin yang usahanya baik hasilnya akan baik. Yang usaha buruk hasilnya pasti buruk , apalagi tidak usaha hasil yang mana lagi yang kita harapkan.
Dengan usaha, setidaknya ada harapan, ada sebongkah cahaya yang menerangi, yang menghibur yang menentramkan.
Hanya orang-orang yang melakukan perjalanan malam yang akan meraih fajar.
Hanya yang menanam yang panen.
Hanya yang usaha yang punya harapan.
Magetan, 17 Juli 2021
Setaiap hari menulis, membuat tulisan renyah. Percaya deh.
BalasHapusSetiap hari membaca, akan bertambah ilmu dan wawasan...
Terima kasih mas Dadang yang baik hati
HapusSeperti burung-burung yang terbang bebas, tetap kembali ke sangakarnya setelah mencari rezeki yang datang sendiri. Pepaya yang manis menjadi santapan yang menggiurkan sebagai rezeki burung pagi ini. Barokahlah si empunya pohon pepaya yang merelakan usahanya dinikmati sesama hamba-Nya. Seomoga pahala terus mengalir dari pepaya yang manis, semanis orangnya. Mengalir pula pahala dari tulisan yang mengingatkan untuk menjaga kelestarian alam. Semoga sehat selalu agar bisa terus berkarya.
BalasHapusTerima kasih bu Ros yang baik hati, haha.....
HapusLuar biasa indahnya menyambut mentari pagi.Det demi ded dedddd Tulung tiling,tilung tilung......
BalasHapus"AaAhaemmmm manisnya buah tanaman manusia ini.Eh...buruan nyantabnya,ya.Jangan dihabisin teman untuk teman kita yg belum makan pagi.
Wong bukan milikmu Lo Iki,kok mau dibagi bagi.Eh cepetan jgn ngomong ndiri,entar di lempari yg punya tanaman,ini..kapok lo.hhh"
Gitulah celotehan burung kutilang menyantap menu padi di kebun pak No,yg jagonya tanam buah.Kebunnya yg tidak seberapa luar itu hampir berjejel Riel penuhi dgn tanaman buah.
Untuk hari esok yg cerah.Untuk anak cucu kita seratus tahun lagi,agar tetep nikmati kicauan burung yg hidup di alam bebas.
Salam sehat selalu pak No.Hidup hari esok harus lebih baik hidupkan hari ini.
Matur sembah nuwun pakde sampun kepareng mampir, aamiin ya robbal alamin
HapusHimbauan ibadah yg bagus bgt....than's sobat..the best
BalasHapusTerima kasih mbak Parti yang baik hati, sehat selalu ya
Hapus