Sebelumnya 3 minggu yang lalu beliau tinggal di Klagen bersama anak bungsungya. Tetapi karena beliau sakit dan setiap hari harus kontrol dokter , maka tinggal di Pojoksari bersama kami.
Setiap sore kami mengantarkan ke Dokter , untuk merawat lukanya di jari kakinya, yang inveksi karena sakit gula.
"Sudah tua itu memang harus menambah kesabaran Yu, saya, sampeyan itu sekarang sudah tua, tidak usah memikir yang berat- berat. Anak-anak sudah besar sudah bisa mencari penghidupan sendiri." Kata bulik Nur, adiknya Ibukku.
Hari ini beliau mengunjungi kakaknya yang sudah 3 minggu tidak pulang.
"Iya nduk aku juga begitu. Doakan aku segera sembuh ya nduk " Jawab Ibuku sambil meneteskan air mata.
Kedua wanita tua ini adalah kakak beradik, ketika kecil bermain bersama, saling membantu diantara keduanya. Ibuku yang menjaga adiknya ketika kecil. Sampai rela tidak sekolah karena harus "momong."
Sebelum tinggal bersamaku Ibuku memang sebagai menejer keluarga, sejak belum punya rumah, membiayai anak sekolah hingga bisa beli rumah dan sawah. Ibukulah menejernya.
Bapak tahunya hanya bekerja kalau dapat uang diberikan Ibuku semuanya. Ternyata diusia tua Ibuku yang kalah sehat. Bapak masih sehat. Masih suka ke sawah. Tapi semenjak Ibu sakit ini urusan sawah dikelola adikku.
Tampaknya Ibuku menyadari kalau sudah tua, sudah tidak muda lagi. Maka sekarang yang penting adalah fokus pada kesembuhannya. Membaca Al Qur'an untuk menenangkan hatinya. Dan juga semakin mendekatkan diri pada Sang Kholiq Tuhan yang maha Pencipta.
Aku dan kau suatu saat tua juga, dan di saat itu harus bersabar menerima kenyataan. Harus iklas dengan perlakuan anak-anak kepada kita. Kadang-kadang tidak sesuai harapan , tapi itulah kenyataannya. Kita tidak boleh marah. Marah hanya menambah sakit, marah tidak menyelesaikan masalah.
Di saat itu harus membesarkan kepasrahan kita pada Sang Pencipta, bahwa kita ini hambanya , bahwa suatu saat harus kembali.
Semoga kalau kembali kita diterima dengan senang, berarti Allah ridho, dan kitapun harus ridho. Seperti itu kira-kira, tapi apakah bisa?
Semoga Allah yang memberi kemudahan untuk bisa.
Semoga senantiasa kita diberi sehat, bisa beribadah dengan tenang, hingga tua, hingga ajal menjemput.
Aamiin
Magetan, 18 April 2021
Alhamdulillah
BalasHapusSenang membaca esay Kang Parno , memotret realitas yg sederhana , dengan bahasa sederhana yg mendamaikan hati ,
BalasHapusMenungu tulisan berikutnya Kang.
Senang membaca esay Kang Parno , memotret realitas yg sederhana , dengan bahasa sederhana yg mendamaikan hati ,
BalasHapusMenungu tulisan berikutnya Kang.
Terima kasih mas Broo
HapusSabar dan syukur adalah sesuatu yang pada posisi menyenangkan bagi orang yang beriman.
BalasHapusSungguh menyenangkan urusanya orang yang beriman disaat diuji kesempitan dia bersabar dan disaat diuji kesenangan dia bersyukur.
Tetaplah dlm ke Imanan. Selalu dekat dgn Allah. Apapun yg kita terima adalah yg terbaik. Tidak usah memandang seseorang lebih enak dr kita. Krn senua adalah ujian dan yg mengukur adalah Allah.
Terima kasih sahabat terus berkarya semoga bermanfaat utk kita semua.
Selamat menjalankan ibadah Puasa. Smoga puasa kita berkah.
Mohon maaf jika sekrang lambat komen. Salam utk keluarga disini. Tetap sehat semangat dan good luck.
terima kasih Jeng Niken, terima kasih atas ulasannya menarik juga
BalasHapus