Guru guru juga tidak memakai pakaian seragam. Karena kondisi ekonomi saat itu masih sulit. Kesejahteraan guru dengan petani yang benar benar punya sawah luas, masih kalah. Itu terjadi sekitar tahun 1970 an.
Kesejahteraan guru membaik ketika mulai Presiden Gusdur hingga sekarang ( mulai 2006 ) hingga Presiden Jokowi ada tambahan TPP Tunjangan Pendapatan Profesi yang nilainya satu kali gaji pokok.
Saat itu murid murid SD dihimbau memakai sepatu.
"Pak aku minta dibelikan sepatu, teman-temanku sudah ada yang dibelikan."
"Iya nanti kalau Bapak sudah punya uang ya."
Saat itu aku kelas 2 SD. Melihat temanku memakai sepatu itu kelihatan gagah sekali. Walaupun warnanya putih semua. Sepatu itu dikenakan saat upacara.
"Nanti sore pulang sekolah ikut saya ya"
"Kemana pak?"
"Beli sepatu. "
Berbunga bunga rasanya aku akan dibelikan sepatu. Maka kira kira pukul 14.00 aku diboncengkan Bapak naik sepeda ke Ds. Tinap. Sebuah desa Kecamatan yang disitu ada Toko besar. Toko Pak Sukiran.
Orangnya gendut perutnya buncit, Dialah pemilik toko terbesar di Pasar Tinap waktu itu.
Sepanjang perjalanan tidak ada dialog dengan Bapak karena kami sama sama pendiam, tidak banyak bicara.
Bapak kalau naik sepeda jalannya tidak lurus, karena kurang tegen. Tidak tahu sejak kapan Beliau bisa naik Sepeda.
Saya tidak pernah melihat, ibuku diboncengkan naik sepeda. Mungkin itu tadi alasannya, tidak tegen , ibuku takut terjatuh.
Sampailah di Toko pak Sukiran.
"Berapa harga sepatu ini pak?" Tanya Bapakku pada pak Sukiran.
"Kamu sudah senang apa belum dengan sepatu ini?"
"Iya sudah Pak"
Jadilah sepatu itu dibeli Bapak. Kemudian kami pulang dan keesokan harinya kupakai ke sekolah. Warnanya putih, tidak ada warna lain sebagai pilihan. Mungkin sama saja dengan jamannya saat itu hidup belum banyak pilihan.
Magetan 15 Maret 2021
Alhamdulillah
BalasHapus