Ditiup angin malam yang segar tak ada volusi udara, senter tidak berfungsi karena rembulan malam terang menyinari tiada henti, bintang bintang bersinar berkedip berpencar pada bidang edarnya masing masing, menemani ronda malam.
Alatnya ronda adalah penthongan sebuah alat musik terbuat dari bambu yang dilubangi dibagian sisinya. kemudian senter alat penerangan menggunakan daya baterai.
Sekarang Gerdu makin hilang dan punah keberadaanya, sehingga sekarang kalau ronda cukup duduk lesehan di halaman salah satu warga.
Ronda sekarang dimanjalan dengan berbagai suguhan, contohnya malam ini, ada berbagai buah buahan segar. Ada anggur, apel, jeruk, pir, ada makanan camilan, tahu susu dengan kopi hangat tentunya. Mantab deh pokoknya.
Tapi semua itu tidak diharapkan, karena ronda kali ini dilakukan karena tetangga RT ku di lockdown karena ada salah satu warganya yang terpapar virus corona.
Akses masuk ke RT dimaksud dipagar bambu, hingga tak ada yang keluar dan masuk.
Hikmah ronda.
Kerukunan, kebersamaan warga meningkat, kalau biasanya kami bertemu satu bulan sekali dalam arisan RT, sekarang hampir tiap hari bertemu dalam Ronda malam. Sebenarnya menurut jadwal yang bertugas hanya 5 orang, tetapi dalam praktiknya malam ini bisa 20 orang.
Hitung hitung cari hiburan juga, daripada tidur sore hari. Topik cangkrukan bisa luas sekali, ada yang bicara masalah pertanian, perdagangan, peternakan , perekonomian sampai pada jaringan internet dan lain lain. Yang jelas tidak masalah politik. Tidak nutut pengetahuannya orang desa yang rata rata bekerja di pertanian dan perdagangan.
Dari cangkrukan ini kadang kadang menimbulkan ketawa lepas, menunjukkan mereka lepas dari berbagai permasalahan yang ada. Hatinya tentram, pikirannya jernih. Mereka sederhana sekali menjalani hidup ini, "prasojo narimo", sederhana menerima dan menjalani takdir kehidupan ini apa adanya.
Tidak ada saling menyalip, saling menyikut, mendendam tidak ada, "los gak rewel", tidak neko neko itu tadi. Itulah kebersahajaan sahabat sahabatku di sebuah desa kecil yang penuh keberkahan dalam naungan Kabupaten Magetan. Pojoksari.
Pojoksari, 26 September 2020.
Mantul
BalasHapusPasti ada hikmah di balik musibah, kata orang bijak itu. Bisa sebagai ajang silaturrahim ma warga lingkungan.
BalasHapusJarang ada waktu untuk ngobrol lepas, di kala masa sekarang. Kan mua orang punya kesibukan yg macem macem
,ibarat nyambud gawe niba tangi, semua untuk nyukupi butuhe kluargane dewe dewe.
Pacitane malam rondane sing banget, pengini rasa ati, sing banyu mili, yo kuwi Pak Lik, No. Jaga jarak protokol ojo dilirwakke, supaya sehat kabeh. Amin.
Mantab Pak Suparno, sangat menginspirasi
BalasHapusOk sahabat terus mbuat ide -2 baru ..semua yg ditulis menginspirasikan selamat ya...tetep sehat - semangat dan good luck...selalu..
BalasHapusSangat inspiratif bagi penulis pemula, smg bisa ketularan menulis..suwun P Parno
BalasHapus