Tidak lama kemudian istriku keluar membukukan pintu garasi, sambil kriyab kriyab seperti abis bangun tidur.
Regedek...., pintu garasi dibuka, kemudian memegangi jemarinya, sepertinya ada yang tidak beres, tanganya dipijit pijit.
"Kenapa kok tanganya dipijit pijit," tanyaku sambil masuk pintu samping.
"Hehe..., kecepit," sambil pringas pringis menahan sakit.
"Mbok ya hati hati, wong buka pintu saja kok yo kecepit". Saya langsung ganti baju kemudian ke kamar mandi, cuci tangan dan muka.
"Makan buah apa nggak mas?" Dia menawarkan jasa.
"Iyaa..." jawabku singkat. Tak lama kemudian sudah datang lagi membawa buah pir yang sudah dikupas bersih.
"Anak kita sudah berangkat ke Trenggalek, tadi, mengantarkan surat surat. Tak kasih uang 1 juta untuk beli make up".
"Iya...," jawabku singkat sambil menikmati sajian buah pir. Saya sudah makan di kantor, jadi tinggal melengkapi makan buah saja. Selesai makan buah pir, kami pergi ke kamar tidur untuk istirahat siang.
Kemudian dia melanjutkan ceritanya. Sepertinya masih banyak cerita yang ingin disampikan ke saya.
"Tadi tak bilangin, kamu sebentar lagi menikah, nanti kalau sudah menikah kemana-mana harus bilang pada istrimu. Tidak seperti masih Joko, kemana-mana los....." Lanjut dia, saya tidak komentar hanya mendengarkan saja sambil rebahan di kamar tidur. Wanita itu kadang cukup didengarkan saja ceritanya, tidak perlu dijawab .
Kamar ini memang saksi bisu, dimana setiap hari kami berdiskusi, ketawa bahkan menangis. Separuh hidupku kuhabiskan dikamar ini. Karena tempat istirahat yang paling nyaman bagi kami. Walaupun tidak seperti di hotel, tapi cukup membuat hilang rasa capek kami, setiap kami keluar kamar.
Tidur di hotel kadang kadang malah sulit tidur, walaupun saya sering tidur dihotel, atas biaya Negara. Tapi akhir akhir ini tidak pernah ke hotel lagi , karena gara gara pandemi virus corona.
"Ya saya bilang lagi mas, Besuk kalau kamu abis jadi manten, kemudian mengupload foto, teman-teman mu pasti komentar. Kamu juga minta ijin pada istrimu boleh gak membalas komentar komentar itu?" Lanjut dia, memberikan pembekalan pada anaknya.
"Repotnya jaman milineal gini ya, buka wa saja harus ijin istri." Kalau saya dulu tidak wong belum ada HP. Saya juga membayangkan kalau habis jadi manten terus sama sibuk buka HP nya masing masing, bisa timbul persepsi yang Macam-macam.
"Trus juga kalau kamu dapat uang ya disimpan yang baik, jangan beli rokok saja. Orang berkeluarga itu perlu uang juga, nanti kalau anakmu minta jajan pas kamu gak punya uang bagaimana?". Lagi lagi saya hanya menjadi pendengar yang baik.
"Sekarang kamu akan berkeluarga, nanti maju mundurnya usaha kamu itu ya terserah pada kamu. Misalnya kalau kamu dapat job itu, yang ngasih job dikasih persenan, biar senang".
Anak saya punya usaha sound sistem, sementara ini memang saya yang memenejeri, tapi kalau sudah berkeluarga ya biar di manej sendiri. Sambil memberikan kepercayaan pada dia.
Tahu tahu saya sudah ngantuk, berakir dengan tidur siang melanjutkan cerita dalam dunia mimpi. Mimpi tentang keluarga anak saya, semoga senantiasa sakinah mawaddah wa rohmah, diberikan rejeki yang banyak yang barokah, dan sebagian dibelanjakan di jalan Allah.
Tak terasa sudah waktunya mantu, sayang sekali kondisi pandemi masih menghantui negeri ini, hingga tidak mantu tidak apa-apa, ijab sajapun jadi.
Magetan, 2 September 2020
Cocok, bapak. Saya nanti jg begitu. Bulan depan mantu jg ngundang tetangga satu RT saja cukup.
BalasHapusiya Masno se.oga semuanya lancar
HapusAlhamdulillah...
BalasHapusSoga keluarga ananda sakinah, mawadah, warahmah
aamiin terima kasih dimas
HapusSemoga semua yang direncanakan berjalan lancar karena ridho Alloh dan ananda bisa menjalin klg yg sakinah mawadah warohmah. Aamiin...
BalasHapusMaap ini siapa ya kok namanya sama. Jangan jangan hacker lagi
Hapusmaap jika anda bermaksud jahat saya bisa melaporkan ke pihak yang berwajib
HapusMugi lancar sedaya hajatipun bapak... nderek mangayu bagyo mugi keng putra tansah sakinah mawadah warohmah...
BalasHapusinggih matur nuwun
Hapusselamat ba[ak, semoga cepat jadi MC, momong cucu, hehehe
BalasHapusiyaa Omjay, terima kasih Om, sudah waktunya
BalasHapusmas KS mantu ya,hanya bisa mendoakan semoga jadi keluarga yg SAMAWA, Aamiin
BalasHapusBelum, itu kan cerita, hahaha
BalasHapusSemoga lancar acaranya pak. Ini juga jadi masukan buat saya yang baru jadi pengantin. Terimakasih tulisannya pak.
BalasHapusSetelah baca tulisan ini saya jadi terngiang-ngiang saat baca suara pager kebukanya pak. Regedek... , tak kira suaranya bakal jadi geredek...
Hahahaha terima kasih mas Agus Nurwanto, ayoo terus menulis
BalasHapus