1. Shiddiq : Benar. Tak pernah menyembunyikan barang dagangan yang cacat.Kalau cacat ya dikatakan cacat kalau berkualitas ya dikatakan berkualitas.
2 Amanah : terpercaya, jujur, menepati janji, misalnya ada pembeli yang pesan dagangan, maka dipenuhinya sesuai dengan pesanan.
3. Fathonah : cerdas , pandai membaca peluang usaha tanpa menipu.
4. Tablig : menyampaikan, memiliki kemampuan negosiasi dengan pelanggan, membangun komunikasi yang baik, saling percaya, saling menguntungkan.
5. Sopan santun, menghormati pelanggan. Setiap orang pasti ingin dihornati, diperlakukan sopan dan santun, pasti merasa senang.
6.Tidak menjelekkan bisnis orang lain. Biarlah orang lain juga menjalankan bisnisnya, dan tidak menjual barang dibawah harga pasaran.
7. Tidak menjual produk buruk . Kalai memilih barang dagangan yang akan dimulai, dipilih yang baik-baik saja, sehingga barang dagangannya berkualitas.
8. Tidak mengganggu ibadah.Banyak orang dagang yang kalau barang dagangannya sedang laris dia lupa waktu ibadah. Nabi kita tidak begitu, waktunya beribadah, beristirahat untuk menjalankan ibadah.
9. Mengambil keuntungan tidak terlalu banyak
" Sepertiga, dan sepertiga itu sudah banyak". Begitu sabda nabi dalam hadis Bukhiri Muslim. Jadi mengambil keuntungan jangan terlalu banyak, agar relasi kita tidak rugi. Semuanya beruntung , petani ya beruntung, tengkulaknya beruntung, pedagangnya beruntung dan jatuh ke pembeli terakhir tidak mahal , atau terlalu mahal.
10.Membayar upah karyawan dengan segera.
"Berikanlah upah kepada karyawan sebelum kering keringatnya ". Begitulah ajaran agama kita. Jangan malah tidak dibayar, ditipu. Kasihan, mereka punya anak istri yang berharap nafkah dari suaminya
11. Membayar zakat. Sejatinya berdagang itu pasti kecampuran subhat, nah itu dibersihkan dengan zakat. Agar rejeki yang diterima rejeki yang bersih
Dari uraian di atas sangat luar biasa, yang dicontohkan oleh Kanjeng Nabi, mengenai kejujuran, integritas, membangun kepercayaan, membangun komunikasi yang baik, tidak ada yang dirugikan dalam berdagang, kedua belah fihak ridho. Barang barang yang dijual berkualitas dan sebagainya. Kalau ini dilakukan oleh semua orang maka akan nyaman, akan tercipta masyarakat Madani dalam perdagangan, yang pada gilirannya semua sektor perdagangan akan surplus, akhirnya ekonomi masyarakat meningkat.
Saya pernah menanam ketela, untuk penanaman saya mengupah tenaga tani habis 80 ribu, tahun 2000. Kemudian setelah panen ketela saya ditawar bakul 20 ribu. Dalam hati saya, "ya Allah begitu tidak menghargainya hasil pertanian". Akhirnya dari pada saya kasihkan dengan harga itu, saya kasihkan Bapak saya untuk makan ternak sapi, agar sapinya gemuk.
Mari kita mencontoh Nabi dalam perdagangan dan bisnis agar barokah. Nah sekarang akan membeli hewan kurban, kalau menawar ya jangan murah murah, kasihan pak Tani memelihara ternaknya dengan susah payah. Untuk Pak Tani kalau menawarkan ya jangan mahal mahal. Yang penting semuanya tidak ada yang dirugikan. Bagaimana menurut penjenengan? Boleh komen sepuasnya.
Magetan, 4 Juli 2020.
Sumber bacaan:
Economy.okezone.com, 4 Juli 2020, 06.36
seoanaksholeh.com, 4 Juli 2020, 06.40
kompasiana.com, 4 Juli 2020, 07.06.
Hebat, semoga sukses
BalasHapusHebat, semoga sukses
BalasHapusSangat bermanfaat ...
BalasHapusterima kasih bu3 Ega
BalasHapus