Pagi ini saya tidak ada kelas, kami diberi kesempatan untuk mengeksplor Labuan Bajo. Pukul 06.15 kami berangkat ke pulau Komodo salah satu destinasi wisata yang ada di sini.
Itu Pak Andik sopir taxi sudah menunggu. Kami segera masuk mobil beserta rombongan yang berjumlah 20 orang. Rombongan kami dipimpin Pak Trifal dari Kalimantan Barat.
Kami segera menaiki kapal kecil, kapasitasnya 25 orang.
Ini yang disamping saya namanya Pak Ebit dari Papua tengah kota Namire. DI Namire satu Kabupaten hanya ada 2 PP dan 7 CGP saja.
Mengapa begitu, karena sosialisasi yang kurang, tentang prospek CGP bagaimana, belum banyak diketahui guru. Disamping itu sinyalnya disini susah. Karena PGP harus familiar dengan IT dan sinyal tentunya.
Kapal Kami terus berjalan kencang , menyimak lautan luas.
Wah makin ketengah angin bertiup makin kencang, kapal kami terombang-ambing oleh ombak, padahal perjalanan masih satu setengah jam, akhirnya saya memilih di dek belakang. Saya duduk di tengah, goncangan ombak tidak terlalu besar.
Kami bergabung dengan kontingen Aceh ini.
Yang disebelah kanan saya namanya Pak Tunario dan sebelah kiri saya, Pak Faisal dari Aceh . Kalau pendampingan individu mereka membutuhkan waktu 6 jam PP . Jalannya berlumpur, jauh , melelahkan tapi tetap semangat saja pak Faisal menjalani tugas ini
Satu hari melakukan pendampingan individu hanya satu orang, padahal CGP nya 6 orang. Lain halnya Pak Tunario , beliau tugas di Kota, jalanya mulus, CGP nya ada 7 orang.
Pak Faisal dan Pak Tunario masing-masing pengawas sekolah, dulu pernah jadi Kepala Sekolah.
"Lihat Pak Parno, di sebelah kiri kita ada pulau namanya Papagarang." Kata Pak Tunario yang bertanya pada pemandu perjalanan ini. Disebelah Kanan kita ada pulau juga namanya pulau Pisa. Di sini memang daerah Kepulauan. Banyak pulau- pulau kecil nan indah mempesona di sini.
Kami baru kenal 2 hari tapi persahabatan kami sudah cepat akrab. Kami senasib seperjuangan Lebih-lebih sama-sama bergabung menjadi Pengajar Praktik.
Sambil menunggu sampai di pulau Komodo kami saling berbagi cerita baik. Pak Tunario anaknya satu sekarang sedang belajar di Turki di Pondok Sulaimaniah. Mendapatkan beasiswa di sana. Jadi orang tua tidak membiayai sedikitpun.
Pak Tunario agamanya baik. Kakeknya pernah mondok di PP Tebu Ireng Jombang. Beliau sudah daftar haji bersama istri dan anaknya tinggal menunggu undangan keberangkatan. Semoga segera berangkat.
"Aku juga minta doanya Pak, insyaallah 6 bulan lagi berangkat bersama istriku. Pintaku kepadanya".
Kami sambil melirik sebelah kiri kanan, sejauh mata memandang hanya air laut. Kami ditengah hamparan air laut yang luas. Sambil mentadaburi ciptaan Allah yang Maha Besar maha luas Ilmunya Maha segala- galanyanya. Kita semua hanya ciptaan Allah yang kecil yang tak bisa melakukan apa-apa kecuali karena ridhonya. Yang kalau Allah Murka kami bisa ditenggelamkan dilautan luas ini. Subhanallah. Alhamdulillah perjalanan kami selamat.
Melihat arlojiku kita tinggal 10 menit lagi akan sampai tujuan. Lihat itu mendung tanda akan turun hujan. Angin laut semakin berhembus kecang, dingin menyeruak menembus kulitku. Temanku yang lain tiduran di dek belakang. Aku menulis apa yang bisa kutulis.
Di hari biasa aku sangat sibuk kadang kesempatan menulis tidak ada, maka kesempatan seperti ini saya gunakan untuk menulis.
Ada pesan moral yang bisa kupetik. Kegiatan ini seperti kegiatan penguatan persatuan dan kesatuan. Kami datang dengan berbagai latar belakang, suku, agama, bahasa, budaya dan lain sebagainya tapi semuanya menyatu dalam Indonesia.
Oleh karena itulah di Guru Penggerak itu ada materi Profil Pelajar Pancasila. Ada berkebinakaan global. Kita siap saling menerima dan saling menghormati berbagai budaya di dunia. Anak- anak kita harus siap hidup berdampingan dengan bangsa-bangsa lain di dunia.
Belajarnya dari sini, hidup berdampingan dengan berbagai suku , daerah dan lain sebagainya dengan nyaman tentram saling menghormati dan menghargai. Budaya saling menyalahkan , menjatuhkan, merendahkan, memalukan harus kita hindari, kita jauhi dan kita tinggalkan. Agamapun melarangnya. Jadi kalau anda masih bahagia kalau melihat saudara anda malu karena engkau permalukan, hati hati. Tampaknya Anda harus belajar lagi tentang agama dan nilai nilai luhur bangsa ini.
"Lihat Pak itu ada pulau tidak ada penghuninya, Bapak boleh mendirikan rumah di situ tanpa harus beli tanah." Kata Pak Budi dari Tapanuli sambil bercanda".
"Wah iyaaa pak saya ingin ke pulau itu."
"Lho sekarang sudah pukul 09. 20 Pak kita belum sampai."
Lihat itu dermaganya sudah kelihatan. Ada kapal lain yang merapat dan menurunkan penumpang. Kita nanti juga seperti itu.
Kita sudah sampai di dermaga pulau Komodo. Hati-hati kita harus naik di dek atas kemudian melompat ke Dermaga. Itu dibantu mas Jimi salah satu crew kapal.
Mari kita merapat ke Pulau itu.
Kami di pandu Pak Jali. Asli NTT. Setelah di breaving kami berjalan menyusuri pinggiran pulau.
Itu lihat. Kita beruntung di depan kita ada 2 ekor komodo . Komodo hidup sendiri-sendiri tidak berkelompok. Di pulau ini ada 1700 Komodo. Ada Kerbau, anjing, rusa, babi hutan dan ular. Komodo termasuk hewan karnivora , memakan daging. Kadang-kadang dia makan rusa, kerbau, anjing babi hutan dan lainnya. Bahhkan pernah memakan manusia.
Ada lima pulau yang ada komodonya, Nusa kode, padar, pulau Rincah dan pulau Komodo itu sendiri.
Lihat dia diam tak bergerak, warna kulitnya menyerupai pohon atau kayu. Dia sedang berkamuflase siapa yang mendekat bisa diterkam, Cabik-cabik dan dimakan.
Sudah waktunya selesai kita akan ke anjungan oleh-oleh saya tak banyak beli oleh- oleh harganya serba mahal, yang kedua gak bisa membawanya, gak mau ribet di pesawat.
Disini ada mutiara harganya juga fantastis, antara 200.000 hingga 800.000.
Kami sudah capek di sini, kemudian melanjutkan perjalanan pulang ke hotel. Dalam perjalanan pulang kami mampir di pulau Ping beach. Disitu pantainya baik, bersih.
Kami tak lama di sini karena waktu sudah siang. Mari segera kembali ke kapal melanjutkan perjalanan. Di kapal aku tidur, sambil menunggu lamanya perjalanan.
Akhirnya kami sudah sampai di pantai Labuan bajo dan segera ke hotel lagi.
Labuan Bajo, 16 Desember 2022